Senin, 22 Februari 2010

STATIC ROUTER

STATIC ROUTING

Teknologi Jaringan Komputer, Pertemuan Ke – 13 Prepared by: Ahmad Luthfi

Tanggal 22 Februari 2010

PENGANTAR

· Fungsi utama dari layer network adalah pengalamatan dan routing.

· Routing merupakan fungsi yang bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data

· Tugas Routing akan dilakukan device jaringan yang disebut sebagai Router

CARA MEMBANGUN TABEL ROUTING

Dua cara membangun tabel Routing :

1. Static Routing

· Dibangun berdasarkan definisi dari administrator

· Administrator harus cermat, satu saja tabel routing salah jaringan tidak terkoneksi

2. Dynamic Routing

· Secara otomatis router jalur routingnya, dengan cara bertukar informasi antar router menggunakan protokol TFTP

· Kategori algoritma dinamik :

a) Distance Vector

b) Link State

c) Hybrid

KARAKTERISTIK STATIC ROUTING

Merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yg dilakukan oleh admin secara manual pd tiap2 router

Keuntungannya:

1. Meringankan kerja prosesor yg ada pd router

2. Tdk ada BW yg digunakan utk pertukaran informasi isi tabel routing antar router

3. Tingkat keamanan lebih tinggi vs mekanisme lainnya

Kekurangannya:

1. Admin hrs mengetahui informasi tiap2 router yg terhubung jaringan

2. Jika terdpt penambahan/perubahan topologi jaringan admin hrs mengubah isi tabel routing

3. Tdk cocok utk jaringan yg besar

ROUTING PADA CISCO ROUTER

· Dalam Cisco Router, static routing secara default sudah dalam posisi enable, jadi jika ingin membuat IP static routing cukup dengan mengetikkan perintah:

· Router(config)#ip route <network destination id> <subnet mask> <default gateway> <administrative distance>

· Apa itu <network destination id> adalah alamat jaringan yg dituju

· Apa itu <subnet mask> adalah subnet mask dari jaringan yg dituju

· Apa itu <default gateway> adalah IP address Gateway, biasanya IP address router yg berhubungan langsung.

· Apa itu <administrative distance> ??? adalah nilai 0-255 yg diberikan pada routing. Bertambah rendah nilai yg diberikan bertambah tinggi kegunaannya. Jika tidak diberikan, nilai default akan dipakai. Nilai default untuk directly connected (C) =0 dan statically connected (S) =1.

Contoh :

Router0(config)# ip route 192.168.12.0 255.255.255.0 202.200.100.2

a. Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke jaringan yang mana?

b. Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya.


Berdasarkan gambar diatas adalah skenario pengiriman data dari komputer 192.168.1.5 ke komputer 192.168.2.36 :

  1. Komputer 192.168.1.5 ingin mengirim data ke 192.168.2.36, menyadari bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.1.13. Paket data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.
  2. Pada komputer 192.168.1.13 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.2 lewat IP 192.168.2.43
  3. Via IP 192.168.2.43 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu 192.168.2.36

STUDI KASUS

terdapat 3 router yg menghubungkan 4 IP Network yg berbeda, dimana masing-masing PC client harus dapat berkomunikasi satu dengan lainnya. Bagaimana konfigurasi didalamnya? supaya semua PC bisa terhubung satu dengan lainnya?


IP Route

Jakarta(config-if)#ip route 192.168.13.0 255.255.255.0 202.200.100.2

Jakarta(config)#ip route 192.168.12.0 255.255.255.0 202.200.100.2

Jakarta(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 202.200.200.2

Jakarta(config)#ip route 192.168.11.0 255.255.255.0 202.200.200.2

Jakarta(config)#line con 0

Jakarta(config-line)#line vty 0 4

Jakarta(config-line)#login

Jakarta(config-line)#end

Bandung(config)#ip route 202.200.100.0 255.255.255.252 202.200.200.1

Bandung(config)#ip route 192.168.13.0 255.255.255.0 202.200.100.2

Bandung(config)#ip route 192.168.12.0 255.255.255.0 202.200.100.2

Bandung(config)#line con 0

Bandung(config-line)#line vty 0 4

Bandung(config-line)#login

Bogor(config-line)#end

Bogor(config-if)#ip route 202.200.200.0 255.255.255.252 202.200.100.1

Bogor(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 202.200.200.2

Bogor(config)#ip route 192.168.11.0 255.255.255.0 202.200.200.2

Bogor(config)#line con 0

Bogor(config-line)#line vty 0 4

Bogor(config-line)#login

Bogor(config-line)#end

KONFIG SWITCH

Switch>

Switch>

Switch>ena

Switch#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Switch(config)#int vlan1

Switch(config-if)#ip add 192.168.12.2 255.255.255.0

Switch(config-if)#no shut

KONFIGURASI ROUTER

Router#ena

Router#config t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config)#hostname bandung

bandung(config)#int fa0/0

bandung(config-if)#ip add 192.168.10.1 255.255.255.0

bandung(config-if)#no shut

bandung(config-if)#int fa0/1

bandung(config-if)#ip add 192.168.11.1 255.255.255.0

bandung(config-if)#no shut

bandung(config-if)#int serial0/0/0

bandung(config-if)#ip add 202.200.200.1 255.255.255.252

bandung(config-if)#clock rate 64000

bandung(config-if)#no shut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Isi Komen nya ya